Menulis seringkali menjadi “batu sandungan” bagi penulis pemula. Ketika dihadapkan pada situasi untuk menulis, mendadak seluruh akal budi berhenti bekerja. Kisah awal menulis, tantangan dan pengalamannya, terangkum dalam tulisan di blognya.
Tak terkecuali, terjadi pula
pada diri Eva Hariyati Israel, S.Kom., seorang
penulis asal
Kupang, NTT. Ibu Eva merupakan salah satu Duta Rumah Belajar seperti Bapak Hamzah Ramdhani dari Sulawesi Selatan. Ia
merupakan alumni kelas Belajar Menulis gelombang ketujuh bersama Ditta Widya Utami, yang menjadi motivator pada pertemuan sebelumnya.
Pengalaman
Menulis
Biasanya, pada setiap gelombang
pelatihan ada sesi dari Prof.
Eko. Tidak semua penulis dapat menjawab tantangan menulis dari
beberapa narasumber seperti Prof. Eko. Bagi sebagian orang, menulis buku dalam
tujuh hari tanpa revisi rasanya terdengar mustahil. Pemikiran seperti ini
menjadi lumrah karena banyak orang berpikir demikian.
Untuk menjawab sebuah tantangan
demikian, dibutuhkan tekad dan niat sudah bulat meskipun dalam perjalanan waktu
akan mengalami kesulitan-kesulitan untuk menemukan ide.
Usaha untuk menemukan ide datang dari hasil refleksi peristiwa
yang dilalui. Dari situlah muncul ide dan judul “Kelas Maya” yang mengupas pembangunan
ekosistem e-learning di Rumah Belajar. Pada
saat
itulah, tantangan menulis tema yang diberikan oleh Prof. Eko terjawab. Pengalaman sebagai
sahabat rumah belajar yang bersumber dari hasil refleksi peristiwa, perasaan,
dan pembelajaran dari rumah belajar kemudian dikembangkan menjadi
tulisan.
Ada tujuh tema yang diberikan Prof.
Eko. Semua tema itu mengupas teknologi dan konten
youtube yang ada di Ekoji Channel (nama
akun Youtube
milik Prof. Eko).
Motivasi dan Keuntungan Menulis
Keuntungan yang diperoleh bila menerbitkan buku adalah adanya kepuasan batin yang tidak dapat diukur dengan alat ukur apapun. Kemudian, integritas, kredibilitas dan kepercayaan diri semakin baik.
Motivasi penulis pun semakin
bertambah karena terbukanya peluang baru untuk menjadi narasumber, motifator
menulis dan hal hal positif lainnya. Selanjutnya, yang paling diharapkan
seorang penulis adalah royalty dari
penjualan buku-buku tersebut.
Inilah salah satu keuntungan jika buku kita diterbitkan penerbit mayor. Marketingnya tidak lagi membebani kita. Pembaca dapat menyimak dalam Youtube milik Ibu Eva.
Motivasi menulis
Sejatinya kita sudah memiliki bakat menulis. Namun, bakat itu belum termotivasi dengan baik untuk menghasilkan buku. Harapan dari kelas menulis ini adalah lahirnya karya-karya baru dari para penulis.
Ibu Eva membagikan motivasinya dalam menulis. Motivasinya untuk menulis adalah adanya dorongan untuk berbagi dan berkarya. Dengan menulis, seseorang dapat membagikan manfaat ilmu yang dperolehnya dan menghasilkan sebuah karya yang akan tidak akan hilang.
Konsistensi menulis setiap hari belum merupakan salah satu kiat untuk berhasil menulis. Namun ketika menemukan ide dan ada dorongan untuk menulis, sebaiknya tidak ditunda lagi agar penulisan dapat lebih mengalir.
Manfaat Mengikuti Kelas Menulis
Selama proses belajar dalam grup menulis bersama Omjay ini, ada refleksi atas peristiwa, perasaan dan pembelajaran serta pengembangan diri yang bisa didapatkan oleh semua penulis dalam komunitas menulis ini.
Hal-hal menarik dapat
diperoleh dari
proses menulis ini. Para penulis dapat
menambah wawasan dan pengetahuan tentang publikasi buku. Selain itu, ada juga pengetahuan mengenai teknik penentuan tema penulisan yang sesuai dengan tren masa
kini.
Untuk merangsang munculnya
potensi menulis, terkadang penulis pemula perlu memaksa diri agar dapat menulis dalam beberapa paragraf. Tak
dapat dilupakan pula, kehadiran para narasumber yang luar biasa dan
selalu memberi
motivasi bagi penulis untuk menghasilkan karya.
Proses Penerbitan Buku
Ketika sebuah buku dinyatakan diterima tanpa revisi oleh penerbit mayor (Penerbit Andi), maka dilakukan proses editing pertama oleh pihak penerbit. Proses editing ini akan berlangsung dalam beberapa tahapan hingga buku diterbitkan, antara lain:
1.Editing
sampul
2.Editing
naskah oleh penerbit, meliputi tata
kelola urutan dan tulisan disesuaikan dengan konsep dan gaya bahasa kita.
3.Pengiriman kembali naskah proof ke penulis beserta
surat perjanjian penerimaan naskah dan royalty bagi penulis. Sebagai penulis,
kita diberi kesempatan melihat kembali susunan dan tata bahasa buku kita
sebelum dinaikkan ke proses cetak
4.Setelah proses
editing oleh penulis, naskah kembali
dikirimkan ke penerbit untuk melalui proses cetak.
Satu bulan pasca editing naskah
proof dikirimkan, maka masa launching
buku pertama dimulail. Masa launching ini dirangkai dengan seminar Digital Mainset yang disajikan dalam
bincang daring bersama Prof.
Eko
melalui zoom meeting TV Andi.
Menuju
Penerbit Mayor
Sebuah naskah buku dapat
diterbitkan ke penerbit mayor bila naskah telah memenuhi beberapa kriteria antara
lain:
1. Tema buku yang dipilih menunjukkan grafik yang bagus jika di cari pada google trends
2. Profil penulis yang semakin terkenal dan kredibel akan sangat baik
3. Target
pasar yang menguntungkan
4. Ragam tulisan yang dihasilkan sesuai dengan visi misi penerbit.
Buku
Terbit, Hati Menjerit.
Suatu kebahagiaan yang tidak
terkira ketika ada seratus buah buku yang dipesan sahabat-sahabat guru berhasil
terjual. Hal ini merupakan suatu pencapaian yang luar biasa dan bentuk dukungan
serta motivasi untuk lebih giat lagi menulis. Apalagi, berkat dukungan dukungan
komunitas seperti PGRI, sungguh merupakan berkah tersendiri karena buku
mendapat apresiasi dan disertai logo PGRI pada sampul depannya.
Pengelolaan Rumah Belajar
Gambar: Dokumentasi Sumber
Ibu Eva mengungkapkan kiat-kiatnya dalam pengelolaan Rumah
Belajar agar eksistensinya semakin diakui meskipun sudah tidak melakukan
pembelajaran daring lagi. Salah satu upaya pengembangan diri dalam
hal keprofesian
guru, ada
program
PembaTIk dari Pusdatin yang membagikan inovasi
pembelajaran. Rumah belajar adalah portal pembelajaran yang dikelola oleh Pustekkom (sekarang: Pusdatin Kemdikbud). Portal ini memberikan ruang
yang luas bagi siapa saja yang
mau berbagi,
belajar, dan melakukan proses pembelajaran secara gratis. Rumah Belajar ini terus di-update dan di-maintenance
secara berkesinambungan.
Mutiara Penutup
Mulailah menulis dan tulislah apa
saja yang terlintas dalam pikiran. Cobalah merefleksikan pengalaman ketika mengikuti
sesi sharing malam ini dimulai dengan
tahapan peristiwa yang terjadi, kemudian perasaan yang dirasakan, pembelajaran
yang didapatkan. Semestinya refleksi itu akan berkembang menjadi rangkaian
kalimat.
Salah satu hal yang patut disyukuri
saat ini adalah bahwa kita berada dalam komunitas menulis yg memiliki visi misi
yang sama, yaitu mengembangkan diri untuk bisa menulis lebih baik. Dukungan
terbaik untuk menulis datang dari diri sendiri. Itulah hal yang paling
mendorong dan menggerakkan agar tetap menulis.
Berbagai kritik dan masukan
yang muncul dalam proses penulisan, jangan dijadikan sebagai penghalang untuk
mengembangkan diri. Setiap orang memiliki keistimewaan dan potensinya masing-masing.
Jangan terpengaruh dengan penilaian orang lain. Hal itu akan membuat kita tidak
berkembang dengan baik. Ambillah sisi positifnya.
Kebaikan yang dibagikan melalui tulisan akan menumbuhkan kebaikan-kebaikan lainnya.
Jangan pula berhenti karena menerima kritik karena kritik datang untuk dijadikan
refleksi diri dalam rangka perbaikan diri.
Salam
Literasi!
(Sumber:
Eva
Hariyati Israel, S.Kom., Penulis asal Kupang, NTT).
Semanagt pak cris kita sama smaa belajar
BalasHapusAmin,bu Eva.Salam literasi.
Hapus