Seorang teman tiba-tiba menghempaskan dirinya di kursi. Ada raut kesal di wajahnya ketika mengatakan sesuatu kepadaku. “Benda ini saya temukan teronggok di bawah tumpukan buku-buku dan kertas-kertas yang tidak terpakai,” katanya lirih. Barang apa gerangan, kataku dalam hati.
Ada rasa
penasaran mengenai benda yang dimaksud. Ternyata ia menunjuk pada sebuah
pemutar alat music, sebuah mini compo
music player. Benda itu tampak bagus, mengkilap dan masih berfungsi bagus
dengan bagus. Saya mulai mengerti alasan
kekesalan teman saya itu.
Saya berpikir,
alangkah sayangnya benda itu mendapat “perlakuan” demikian. Bukankah harganya
juga tidak murah. Ah, andai saja barang itu tidak dibutuhkan lagi, saya
bersedia untuk menampungnya, ha …ha…ha…
Membuka Selubung
Tiba-tiba saya
mulai berpikir sejenak. Seandainya saya merupakan benda itu. Meskipun saya
memiliki kemampuan yang baik, bisa saja saya akan mengalami nasib serupa jika
tidak ada yang tahu dan memperhatikan. Tapi, apa bedanya dengan emas?
Foto: Ilustrasi
Ada ungkapan
yang pernah saya dengar bahwa emas, meskipun berada di tempat yang tersembunyi
akan tetap disebut emas. Memang benar demikian. Jika kita melihat dari sisi
harga, kedua benda itu memiliki harga yang berbeda. Benda yang satu memiliki
nilai yang sedang. Benda yang lain memiliki nilai yang cukup tinggi.
Harga atau Kepedulian?
Saya mencoba untuk
memahami makna peristiwa ini, apakah peristiwa ini menyangkut soal harga?
Dengan membanding-bandingkan pemutar musik itu dengan emas, saya mulai
menemukan titik terangnya. Ini tidak menyangkut soal harga, tetapi soal kepedulian.
Orang
seringkali kurang peduli akan nilai-nilai dan hal-hal lain yang berharga. Ada
yang biasa-biasa saja ada juga yang memiliki nilai prestise yang tinggi. Di
situlah kepedulian dan kesetiaan manusia seringkali diuji. Orang terlalu sibuk
memfokuskan diri pada hal-hal yang besar dan memiliki prestise tinggi. Namun, orang melupakan hal-hal sederhana yang
biasa terjadi di sekitarnya.
Fokus seseorang
pada hal-hal besar dengan mengabaikan hal-hal kecil berkaitan dengan kepribadian
dan tanggung jawabnya. Mungkin saja ada pemikiran, jika melakukan hal-hal yang
besar sudah pasti dapat melakukan hal-hal kecil. Benarkah demikian?
Insight
Ada ungkapan
bijak mengatakan bahwa setiap orang yang setia kepada hal-hal yang kecil atau
sederhana akan mendapat kepercayaan untuk mengelola hal-hal besar. Kata “setia”
menunjuk pada sikap tanggung jawab yang diembannya. Alam telah mengatur
sedemikian adilnya proses kehidupan manusia. Ada hal-hal yang harus dilalui dan
bukan berdasarkan keinginan sepihak dari manusia.
Tidak ada
orang-orang dewasa yang tidak melalui masa kecilnya. Tidak ada sungai yang
besar tanpa mendapat air dari sungai-sungai yang kecil. Mungkin inilah yang
dikatakan hukum alam.
Saya bersyukur
menemukan pemahaman ini dalam permenungan malam. Saya tuangkan hasil
permenungan ini. Semoga ada manfaatnya bagi para pembaca.
Mantaaap.. dalam juga makna
BalasHapusTidak ada orang-orang dewasa yang tidak melalui masa kecilnya. Tidak ada sungai yang besar tanpa mendapat air dari sungai-sungai yang kecil. Mungkin inilah yang dikatakan hukum alam.
Trimakasih bu Tini.
BalasHapusWow,sdh keluar lagi insight yg baru. Saya suka..
BalasHapus