Kamis, 05 November 2020

KONSEP DASAR KEPEMIMPINAN

         Kata "pemimpin" dalam masyarakat kita mengarah kepada orang yang terpandang dan memiliki pengikut. Para “pemimpin” ini sering muncul dalam berbagai istilah atau sebutan seperti penghulu, pemuka, kepala, kordinator, pelopor, pembina, panutan, pembimbing, pengurus, penggerak, ketua, penuntun, raja, tua-tua, dan sebagainya.

                                                            Gambar: Dokumentasi penulis.

Dengan demikian pemimpin merujuk kepada orang sebagai kata benda. Istilah “memimpin” dikaitkan dengan peran seseorang untuk melaksanakan perannya itu. Dalam melaksanakan perannya itu, pemimpin dianggap memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain dengan berbagai cara. 

1.   Pengertian Pemimpin

Arti pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan/ kelebihan di satu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa tujuan. 

Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan - khususnya kecakapan-kelebihan di satu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk pencapaian tujuan (Kartini Kartono, 1994).

Pemimpin dapat dibedakan dalam 2 pengertian, yaitu:

a. Pemimpin dalam arti sempit. Seseorang yang memimpin dengan alat-alat yang menyakinkan, sehingga para pengikut menerimanya secara suka rela.

b. Pemimpin dalam arti luas. Pemimpin dalam arti luas adalah seseorang yang memimpin dengan cara mengambil inisiatif tingkah laku masyarakat dengan melalui cara mengarahkan, mengorganisir dan mengawasi usaha-usaha orang lain, baik atas dasar prestasi, kekuasaan atau kedudukan

2. Syarat yang Diperlukan untuk Memimpin 

a.    Loyalitas untuk membangkitkan loyalitas rekan kerjanya pula
dalam kebaikan.

b. Edukasi. Seorang pemimpin diharapkan memiliki kemampuan mengedukasi dan mewariskan pengetahuan kepada rekan-rekannya.

c.    Advis. Seorang pemimpin diharapkan dapat memberikan saran dan nasehat atas persoalan atau permasalahan yang dihadapi.

d.   Disiplin, sebagai bentuk keteladanan bagi rekan-rekannya dalam setiap aktivitasnya.

3. Kepemimpinan 

Peran sebagai pemimpin membutuhkan suatu ketrampilan untuk memimpin yang disebut kepemimpinan. Kata “kepemimpinan” merujuk pada sebuah  ketrampilan, kecakapan, dan kemampuan untuk mempengaruhi orang.   

Dikutip dari beberapa sumber, kepemimpinan dimaknai sebagai sebuah proses mempengaruhi, mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan  (Kompasiana, 2013). Kepemimpinan juga berarti suatu kemampuan individu baik secara alami  maupun ilmiah untuk mempengaruhi orang lain untuk mencapai suatu tujuan secara sukarela. 

Makawimbang dalam Yanti, (Yanti, 2019, p. 67) menyatakan “Kepemimpinan adalah kemampuan yang ada dalam diri  seseorang baik secara alamiah atau melalui suatu tahap pendidikan untuk mempengaruhi orang lain baik individu maupun kelompok dalam suatu organisasi dalam situasi tertentu sehingga dengan sukarela anggota organisasi melakukan tujuan yang hendak dicapai”.

Dengan demikian, kepemimpinan dapat berarti  suatu kemampuan individu baik secara alami  maupun ilmiah mempengaruhi dan mengarahkan orang lain untuk mencapai suatu tujuan secara sukarela. 

4.  Pengertian Kepengikutan

Berbicara tentang kepemimpinan, kita tidak dapat melepaskannya dari pengikut. Secara umum, kepengikutan berarti suatu proses dipimpin dan diarahkan dalam suatu kelompok untuk mencapai suatu tujuan kelompok. 

Gambar: Dokumentasi penulis.

Peran kepengikutan sangat penting dalam suatu kelompok. Pandangan tradisionil memiliki pendapat pengikut berperilaku pasif, Pemahaman lama berpendapat bahwa perilaku pengikut biasanya aktif dan mengikuti instruksi pemimpin. Pemahaman modern berpikir sebaliknya, menganggap bahwa para pengikut bersikap aktif dan mampu mengarahkan diri  dengan efektif dan dinamis untuk mencapai tujuan. 

Dalam konteks kepemimpinan, terdapat bermacam-macam tipe pengikut, yaitu:

1)   Tipe Pengikut

Tipe seperti ini biasanya mengikuti instruksi atau komando atasan sehingga terkesan sabagi pihak yang pasif, selalu bergantung kepada orang lain, dan memiliki pemikiran yang tidak kritis. Tipe pengikut seperti ini biasanya perlu diawasi karena iniatif dan komitmennya rendah serta kurang bertanggung jawab.

2)   Tipe “ABS” (Asal Bapak Senang).

Pengikut dengan tipe ABS lebih merasa nyaman di sekitar atasan/pimpinan. Mereka akan dengan sigap atau cekatan melayani pemimpin dan suka memuji-muji atasan. Maka tidak heran jika rekan-rekannya sering menganggap orang seperti ini terkesan “mencari muka” dan mengambil keuntungan sendiri. Pengikut dengan tipe ini juga agak tertutup, kurang inisiatif, dan sangat bergantung kepada pemimpinnya.

3)   Tipe Alternatif

Pengikut yang termasuk tipe alternatif  selalu berpikir bebas, tapi mereka biasanya kurang loyal pada pemimpin. Mereka suka protes, dan bersikap “omdo=omong doang”. Pengikut tipe ini juga sulit untuk diminta bantuan tenaganya. Namun, tipe pengikut ini juga memiliki potensi yang positif jika dapat dikelola dengan baik.

4)   Tipe Defender/Survivor

Tipe defender umumnya memiliki kemampuan berdaptasi yang baik. Ia dapat menyesuaikan diri dalam kondisi persoalan yang dihadapinya maupun dalam dinamika orgnisasi. Para pengikut seperti ini mengetahui dengan baik cara-cara untuk menempatkan diri secara aktif atau pasif

5)   Tipe Efektif

Pengikut yang termasuk tipe efektif, biasanya memiliki karakter pemimpin dengan ciri-ciri luwes, aktif dan mandiri. Para pengikut umunya mampu berpikir kritis ketika menyampaikan pendapat atau idenya. Ia juga mampu menemukan solusi yang realistis, bebas, dan tanpa paksaan. Selain itu, mereka memperhitungkan resiko untuk memperoleh hasil terbaik. Secara umum, tipe inilah yang menjadi sasaran perekrutan para pemimpin.

      5.      Faktor yang Mempengaruhi Kepemimpinan

 Sedikitnya, ada dua hal yang dapat mempengaruhi kepemimpinan:

a.    Faktor dari Dalam

Dalam diri pemimpin ada kemampuan-kemampuan terpendam yang unik. Kemampuan ini berpengaruh pada perspektif dan gaya kepemimpinan guru dalam memimpin. Dalam perannya sebagai pemimpin di kelas, seorang guru mampu menjiwai karakter dirinya sebagai pengajar. Di sisi lain, ia juga mampu beradaptasi dengan para siswa di kelas secara cepat. Kemampuan ini juga memungkinkan guru mengenal murid-muridnya dengan baik.

b.   Faktor dari Luar

Kepemimpinan seorang guru juga dipengaruhi oleh faktor bawahan (tim) dan situasi dimana ia berkarya. Situasi ini dapat dilihat berupa waktu, tujuan dan karakter sekolah tempat guru mengajar. Waktu mengajar yang padat dapat membuat perhatian dan fokus guru terbagi-bagi atau terpecah. 

Tentu saja hal ini akan mempengaruhi kualitas kepemimpinan guru. Hal lain terkait tujuan dan karakter sekolah juga tururt mempengaruhi kepemimpinan guru. Visi dan misi lembaga sekolah dapat mendominasi kepemimpinan guru.

6. Unsur Kepemimpinan

Unsur-unsur yang ada dalam kepemimpinan guru adalah unsur manusia, sarana dan tujuannya. Dalam hal ini, yang termasuk dalam unsur manusia adalah orang yang memimpin dan orang dipimpin. Jika guru memimpin di dalam kelas maka yang dipimpin adalah siswa-siswa. Kedua pihak ini perlu menjalin relasi dan kerjasama yang baik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dan menguntungkan kedua belah pihak.  

Sifat pemimpin dalam hal ini guru mendukung terciptanya relasi guru dan murid yang baik. Sifat yang dimaksud adalah cara memperlakukan manusia dengan hormat dalam interaksi timbal balik.

Unsur lainnya adalah sarana yang digunakan dalam memimpin. Sarana yang dimaksud adalah prinsip-prinsip dan teknik yang digunakan dalam memimpin. Pemimpin atau guru dapat bersikap tegas namun tetap menunjukkan sikap toleran terbatas namun mengikat. Berbekal pengetahuan, guru dapat menerapkan berbagai hal di kelas dan menguasai “medannya”. Biasanya, pengalaman menjadi “guru” terbaik dalam praktek kepemimpinan kelas.

Unsur tujuan turut menjadi bagian dari kepemimpinan kelas. Hal apa yang hendak dicapai dari sebuah proses di kelas. Pemimpin hendaknya memiliki konsep yang jelas dalam merumuskan tujuan real yang hendak dicapai dalam proses belajar di kelas.

4.    Aspek Kepemimpinan Guru di Kelas

Dalam praktek kepemimpinan di kelas, pemimpin dalam hal ini guru senantiasa diharapkan dapat mengarahkan dan menciptakan suasana kelas yang kondusif di kelas. Suasana yang menyenangkan menstimulus siswa untuk kreatif dan terlibat aktif dalam upayanya mencari ilmu di sekolah. 

Peran guru diperlukan untuk menguasai materi yang diajarkan, berinisiatif menambah informasi dari sumber-sumber lain serta berpikir kritis dan analis. Dengan demikian, perlu kreatifitas untuk menyajikan materi secara menarik.

Konsep yang menyenangkan meliputi cara pemimpin berkomunikasi dengan siswa untuk mengambil hati dan pikiran pribadi-pribadi yang ada disekitarnya. Tentu situasi kelas akan lebih mudan dan terkendali  bila guru telah menguasai kelas dan dapat membaca pikiran siswa di kelas. Kemampuan ini membutuhkan pembiasaan untuk melihat yang tersirat dalam perilaku siswa sehari hari.

Guru sebagai pemimpin di kelas tidak sendirian. Ada beberapa pihak yang ada di sekeliling tenaga pendidik sebagai pemimpin di kelas. Ada kepala sekolah, rekan guru sejawat, administrator sekolah pihak lain yang harus diperlakukan sebagai bagian dari tim. 

Guru hendaknya berusaha untuk memahami dirinya bersama anggota timnya dan membangun komunikasi yang baik. Siswa sebagai anggota tim di kelas juga dijadikan sebagai mitra dalam proses belajar kreatif..

5.    Fungsi Kepemimpinan di Kelas

Kepemimpinan guru di kelas mungkin terdengar begitu sempurna. Peran guru dalam fungsi kepemimpinannya yang kompleks di kelas membuatnya demikian. Di kelas, guru berfungsi sebagai: eksekutif, perencana, pembuat kebijaksanaan, wasit dan perantara, teladan, ideologis, dan figur ayah. 

Fungsi guru sebagai eksekutif adalah mengatur dan mengendalikan proses pembelajaran di kelas. Guru merencanakan sebuah tujuan dan proses belajar dengan berbagai metode. Guru juga memberikan kebijaksanaan untuk mengakomodasi upaya penyelesaian hambatan-hambatan yang dihadapi siswa. 

Apabila muncul persoalan di dalam kelas, guru akan bertindak sebagai wasit  atau penengah sekaligus sebagai  mediator penyelesaian masalah. Oleh karena itu, guru harus mampu menjadi contoh atau model yang yang dapat ditiru oleh siswa dan anggota tim lainnya. 

Guru adalah orang yang digugu dan ditiru oleh orang lain khususnya para siswa. Fungsi sebagai teladan itu membuat siswa akan mendengar dan mematuhi kata-kata guru. Sering terdengar ungkapan yang disampaikan beberapa orangtua bahwa siswa lebih mendengar kata-kata gurunya daripada kata-kata orang tuanya. 

Maka, guru menjadi tempat siswa menyandarkan berbagai hal dalam proses belajarnya di kelas bagai anak yang menggantungkan dirinya kepada ayahnya. Guru menjadi pelindung dan pemelihara seperti figur ayah dalam keluarga.


ooOoo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar