Tidak terasa, telah lebih dari sepuluh bulan, pandemi covid-19 berlangsung. Di masa pandemi Covid-19 ini, tantangan belajar tidak hanya dihadapi oleh siswa dan orangtua saja. Guru pun menghadapi tantangan belajar dan mengajar di rumah. Di satu sisi, guru berada pada posisi sebagai orang tua, di sisi yang lain, guru sebagai pendidik para siswa yang diajarnya. Situasi ini menuntut guru agar dapat memaksimalkan kemampuannya agar dapat menjalani dua posisi ini dengan baik.
Saat ini, proses pembelajaran siswa masih berlangsung
secara daring dengan konsep Belajar dari Rumah (Learning From Fome). Meski tampil dengan konsep ini, guru justru
harus bertindak ekstra untuk mempersiapkan bahan ajar yang akan disampaikan
kepada para siswanya. Guru juga harus memastikan kondisi bahwa para siswa
memahami materi yang diberikan sesuai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
Tulisan ini akan membahas secara khusus mengenaio
penyajian materi pembelajaran yang disampaikan guru, baik strategi, metode dan
media pembelajaran efektif yang saya gunakan di masa new normal ini. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca.
Platform
Pembelajaran
Saat ini,
ada banyak platform pembelajaran yang tersedia untuk memfasilitasi guru dan
murid proses belajar dan transfer ilmu pengetahuan. Berdasarkan informasi yang
diperoleh melalui Kompas sedikitnya ada dua belas platform atau aplikasi
belajar yang dapat digunakan seperti Rumah
Belajar, Meja Kita, Icando, IndonesiaX, Google for Education, Kelas Pintar,
Microsoft Office 365, Quipper School, Ruangguru,dan Sekolahmu (Albertus Adit, Kompas, Maret 2020).
Sekolah melalui timnya, dapat memilih salah satu diantara
platform tersebut untuk digunakan sesuai kemampuan siswa. Tentu saja, sekolah
harus memilih berdasarkan berbagai pertimbangan yang cukup agar tidak
mengganggu proses belajar siswa di kemudian hari.
Di sekolah tempat saya mengajar, platform yang digunakan
untuk pembelajaran adalah Education. Aplikasi
yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran
pertama secara tatap muka daring (synchronous)
adalah aplikasi Zoom Meeting dan Google Meet. Selain itu, untuk
pembelajaran non tatap muka daring (asynchronous),
kami menggunakan aplikasi Google
Classroom. Aplikasi ini
memfasilitasi seluruh murid dan guru dengan akun email masing-masing. Saat ini
ada sekitar dua ratus siswa dan dua puluh guru, serta beberapa staf lain
termasuk kepala sekolah yang mendapatkan
fasilitas tersebut.
Menu
Aplikasi
Menu pada Google
Classroom terdiri dari 4 sub menu yaitu Beranda (Stream), Tugas Kelas
(Classwork), Anggota (Person), dan Nilai (Grade). Pada menu beranda, tampilan
halaman muka dapat menampilkan gambar tema yang sesuai dengan kelas atau nama
mata pelajaran. Secara psikologis, gambar yang menarik dapat mempengaruhi minat
belajar siswa. Pada kolom keterangan di halaman beranda sekaligus mencantumkan ID meeting dan sandi yang
digunakan.
Sistem
Penamaan
Sub menu Tugas Kelas hendaknya diberi penamaan yang
sesuai dengan topik belajar. Misalnya tugas tengah semester kesatu untuk
kompetensi dasar dapat ditulis dengan pengkodean: TA1.KD.3.5. Jika pada KD 3.5
terdapat dua tugas, maka dapat dipisahkan dalam dua penamaan misalnya
TA1.KD.3.5.1 dan TA1.KD.3.5.2.
Jika tugas diberikan pada tengah semester kedua untuk KD
3.7 maka dapat ditulis dengan nama TB1.KD.3.7. Sistem penamaan secara langsung
akan menata data dalam drive penyimpanan data milik siswa ataupun drive
penyimpanan data milik guru. Hal ini tentu akan mempermudah guru mencari data
atau bahan ajar yang diinginkan.
Pengalaman
Terhadap Platform Belajar
Ketika
tahun ajaran baru akan dimulai, sekolah sudah lebih dulu melakukan sosialisasi
kepada siswa dan orang tua terkait penggunaan aplikasi ini. Siswa dan orang tua
juga mendapatkan pembekalan teknis untuk menggunakan aplikasi ini. Diperlukan
waktu sekitar tiga bulan lebih bagi siswa dan orang tua untuk menyesuaikan diri
terhadap penggunaan aplikasi ini.
Secara
umum, aplikasi memberi banyak keuntungan karena setiap siswa mendapat satu akun
email edukasi. Penggunaan email personal ini memberi kemudahan bagi sekolah
untuk mengelola proses belajar terutama saat pemberian tugas dan evaluasi
kepada siswa. Selain itu, kapasitas penyimpanan data yang tidak terbatas
membuat para guru merasa nyaman untuk menyimpan administrasi dan hasil belajar
siswa.
Para
guru merasa sangat terbantu dengan aplikasi ini. Guru dan siswa juga terkoneksi
dan dapat mengakses berbagai fasilitas yang tersedia dalam satu ruang kelas
maya. Manfaat ini membantu para guru menyajikan bahan ajar secara variatif
dengan memanfaatkan berbagai sumber informasi yang tersedia di platform Google.
Tantangan Pembelajaran Jarak
Jauh
Pembelajaran Jarak Jauh menuntut para guru dan siswa
terhubung secara daring. Seluruh proses pembelajaran daring, sepenuhnya
dilakukan secara langsung baik dengan tatap muka (synchronous) maupun non tatap muka (asynchronous). Meskipun proses in sudah berlangsung selama satu
semester, masih ditemukan beberapa orang tua yang belum sepenuhnya menguasai
aplikasi yang digunakan siswa dan guru dengan berbagai alasan. Akibatnya, para
siswa beberapa kali mengalami kesulitan untuk mengakses informasi belajar yang
disajikan oleh guru.
Di masa new
normal, aktivitas perekonomian yang mulai bergulir telah membuat para orang tua
beraktivitas kembali di tempat kerjanya. Hal ini juga turut mempengaruhi
kelancaran pembelajaran siswa di rumah. Pendampingan asisten rumah tangga dan
sebagian orang tua tampaknya tidak sepenuhnya membuat proses belajar menjadi
lancar. Minimnya pengetahuan operasional
terhadap aplikasi belajar dan gangguan jaringan masih tetap muncul dalam
pertemuan belajar di kelas maya setiap hari. Meskipun jumlahnya tidak banyak,
hal ini tetap menjadi perhatian serius agar anak tetap dapat mengikuti
pelajaran dengan baik. Disinilah peran guru
menjadi penting untuk memberikan solusi atas kendala yang dihadapi anak.
Proses
Pembelajaran
Penggunaan akun personal
education memudahkan kami para guru menciptakan sebuah kelas melalui
fasilitas aplikasi Google Classroom. Akses kepada aplikasi ini bertujuan untuk
membuat sebuah kelas pembelajaran maya dengan memasukan setiap siswa pada suatu
kelas yang dibentuk melalui email
personal education.
Sebelum proses pembelajaran, Para guru telah mengunggah
bahan ajar yang akan disampaikan keesokan harinya. Bahan ajar disesuaikan
dengan kebutuhan topik materi yang akan diajarkan. Bila diperlukan, guru sudah
siap dengan bahan ajar berupa video pembelajaran.
Pada hari pembelajaran, setiap kelas akan dimulai dengan
kelas tatap muka (synchronous).
Platform yang digunakan adalah Zoom Meeting. Proses ini berlangsung seama 25
menit dan digunakan untuk menjelaskan materi yang sudah diunggah sebelumnya.
Setelah proses tatap muka daring, siswa akan diarahkan menuju kelas non tatap
muka (asynchronous). Di sini siswa
akan mendapatkan pendalaman materi berupa latihan soal, atau tugas-tugas.
Penilaian
Pada
masa penilaian, baik harian, tengah semester dan akhir semester, penilaian
berlangsung secara daring dengan menggunakan dua perangkat. Siswa membuktikan kehadirannya
selama ujian berlangsung melalui Zoom
Meeting dan mengerjakan soal melalui Google
Classroom. Dengan demikian, siswa bekerja secara multi tasking. Penggunaan
dua perangkat ini dipantau langsung oleh guru pada saat penilaian.
Tingkat
partisipasi
Kehadiran
rata-rata siswa setiap pelajaran dan setiap hari adalah rata-rata 100%. Sangat
jarang ditemukan siswa yang tidak hadir kecuali disebabkan hal-hal yang
mendesak seperti sakit dan keperluan lain. Partisipasi siswa dalam kelas maya
juga cukup aktif. Penyesuaian diri selama satu semester terhadap lingkungan
belajar daring dari rumah dapat dilakukan siswa dengan baik bersama orang
tuanya.
Partisipasi
siswa juga tampak dalam berbagai kegiatan ekstra kurikuler yang juga
dilaksanakan secara daring. Kegiatan kesiswaaan seperti Pramuka, Bina Iman,
Youtuber Club, Komputerisasi tetap diminati oleh siswa dimasa Pembelajaran
Jarak Jauh ini.
Dukungan
jaringan internet yang cukup memadai membuat proses belajar daring menjadi
lebih nyaman. Namun tidak dipungkiri, kendala jaringan yang cukup lambat juga
pernah dialami. Meskipun demikian, kesulitan itu dapat disiasati para guru
dengan mengalihkan ke kelas (asynchronous)
dengan aplikasi alternativ seperti WhatsApp yang sifatnya temporer.
Kemampuan
Guru
Pihak sekolah selalu mengupayakan peningkatan kemampuan
guru melalui pelatihan-pelatihan penggunaan aplikasi alternativ. Ketrampilan
pembuatan video bahan ajar oleh para guru juga ditingkatkan melalui pelatihan
aplikasi video editing melalui beberapa platform pilihan. Dengan demikian guru
memiliki beberapa pilihan yang dikuasainya untuk melahirkan produk-produk bahan
ajar baru.
Kemampuan guru ini menjadi modal bagi mereka untuk
berkreasi memeriahkan berbagai kegiatan lomba di sekolah dengan melibatkan siswa
dan orang tua di rumah. Kemeriahan pada lomba foto, bernyanyi, bercerita dalam
bahasa Inggris, dan poster melalui media sosial adalah contoh keberhasilan
pelatihan ini.
Refleksi
Pendidikan merupakan sarana yang paling penting, tepat,
dan efektif dalam mengubah perilaku
individu atau masyarakat dan bangsa dalam konteks yang lebih luas. Oleh
karena itu, kualitas pendidikan menjadi faktor penentu atas terbentuknya
kualitas individu atau masayarakat dan bangsa dalam skala yang lebih besar.
Pembelajaran Jarak Jauh tidak menghentikan semangat untuk
terus mengembangkan diri melalui belajar. Kesulitan yang dihadapi ketika
mencoba hal-hal baru merupakan hal yang wajar. Seiring waktu, hambatan dan
tantangan itu akan dapat diatasi bersama-sama sejauh semua elemen pendidika
terlibat dan berperan aktif.
Pengalaman belajar yang disampaikan dalam tulisan ini
mungkin saja akan berbeda dengan pengalaman di sekolah dan daerah lain sesuai
kemampuan dan karakteristik sekolah dan daerahnya. Namun, satu hal yang pasti,
setiap keragaman dalam proses belajar akan semakin memperkaya kazanah
pendidikan kita. Semoga guru terus dapat berkembang dan meningkatkan
kreativitasnya dalam rangka mencerdaskan warga bangsa.***
Referensi
Bacaan:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar