Ada ungkapan asing yang mengatakan, “Don’t
judge the book by the cover.” Ungkapan ini menunjukkan sebuah pesan bahwa apa
yang ada dalam sebuah buku, diketahui dari isinya sehingga buku tersebut harus
dibaca.
Pengalaman sebuah pribadi mengungkapkan
bahwa orang seringkali melihat atau menilai seseorang dari sisi luarnya saja. Orang pun keliru menilai pribadi seseorang.
Misalnya, ketika seseorang berwajah “sangar” dengan mimik wajah serius terkesan menunjukkan seorang yang pemarah, sombong atau kurang bersahabat. Namun, ketika ia diajak berbicara dan orang mulai mengenalnya, ternyata ia merupakan sosok pribadi yang ramah dan bersahabat.
Ciri Karakter
Kata “karakter” terarah pada suatu
kualitas pribadi yang positif seperti peduli, jujur, adil, menghargai sesama,
berbela rasa dan bertanggung jawab. Kualitas pribadi tersebut dikatakan sebagai
ciri karakter.
Pengenalan karakter membantu seseorang untuk mengetahui akibat
yang dihasilkan dari suatu tindakan. Hal ini berkaitan erat dengan kodrat
manusia sebagai makhluk sosial yang harus berinteraksi dengan manusia lainnya.
Karakter yang kuat membantu seseorang untuk mematuhi sebuah aturan sosial atau
kehidupan bersama manusia lainnya.
Penguatan karakter akan
mempengaruhi penghargaan orang lain terhadap diri sendiri. Tidak perlu menjadi
orang yang sempurna. Jauh lebih penting adalah memulai dan terus berusaha untuk
mengembangkan karakter pribadi sehingga relasi dengan orang lain tetap terjaga
baik. Kesadaran bahwa semua manusia berada pada posisi yang sama, derajat yang
sama, dan memiiki tanggung jawab sosial mendasar yang sama, hendaklah dimiliki
semua pribadi sebagai sesama ciptaan-Nya.***
Sumber: Barbara A. Lewis, 2004, Character Building, Batam:Karisma Publishing Group.
Menarik nih
BalasHapusTerimakasih tulisannya, bermanfaat
BalasHapusTrima kasih mbak Pipit
BalasHapus