Kamis, 18 Maret 2021

BEDAH BUKU: PRAHARA DI TENGAH CORONA

 


ORANG TUA DAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH

Oleh: Krismas PS

Di masa pandemi Covid-19 ini, saya merasakan betul bahwa tantangan belajar tidak hanya dihadapi oleh siswa dan guru saja. Sebagai orang tua, saya dan khususnya isteri juga menghadapi tantangan belajar ketika mendampingi anak-anak belajar. Melalui tulisan, saya akan membagikan pengalaman menjadi orang tua dalam pembelajaran siswa di masa pandemi ini.

Saat ini, proses pembelajaran siswa berlangsung secara daring. Sama halnya dengan proses belajar tatap muka di sekolah, proses ini menuntut kesiapan siswa untuk belajar setiap hari.

Ritme Rutin Sebuah Keluarga

Secara umum, pagi hari merupakan waktu yang paling sibuk bagi sebuah keluarga. Di satu sisi, kami harus mempersiapkan anak-anak untuk memulai aktivitas belajarnya. Namun, di sisi lain, kami juga harus mempersiapkan diri untuk memulai aktivitas bekerja.

Sebagai seorang ibu, isteri saya merupakan orang yang paling sibuk di rumah. Pukul 05.00 WIB ia sudah bangun, dan mempersiapkan bahan makan untuk makan pagi anak-anak. Saya sendiri, pukul 05.30 WIB sudah berangkat bekerja. Sudah menjadi kebiasaan sejak kecil, kedua putra kembar kami yang duduk di kelas 4 SD melakukan aktivitasnya secara mandiri seperti mandi, berpakaian dan makan.

Pada malam hari sebelumnya, anak-anak sudah mempersiapkan sepatu, kaos kaki dan baju sekolah yang akan digunakan. Urusan mencuci dan menyetrika pakaian, tentu menjadi domain kami. Tidak ada asisten rumah tangga di rumah kami. Seluruh pekerjaan harian di rumah, kami lakukan secara mandiri.

Ketika makanan sudah siap, anak-anak mengambil sendiri dan melakukan aktivitas makannya secara mandiri. Demikian pula, ketika pukul 06.30 WIB, saat presensi kehadiran siswa di kelas mulai dijalankan, mereka pun melakukannya secara mandiri.

Saya akan seringkali dihubungi oleh isteri untuk menanyakan perihal materi yang tidak dipahaminya. Seringkali pula waktunya tidak tepat karena pada saat yang sama, saya mengerjakan tugas atau pekerjaan saya di tempat kerja. Pernah pula karena kurang fokus akibat pengaruh pekerjaan, materi yang sederhana yang ditanyakan mendadak tidak dimengerti. Ini tantangan yang tidak mudah untuk dilalui oleh para orang tua.

Proses belajar anak-anak di rumah  mendapat pendampingan penuh dari ibunya. Tak jarang, ibunya menghubungi saya untuk menanyakan tentang materi yang tidak diketahuinya. Tugas-tugas yang diberikan gurunya, selalu dikerjakan pada hari itu juga. Tugas-tugas yang bersifat praktek, sedapat mungkin mereka selesaikan pada hari itu. Oleh karena itu, mereka dapat mengulang kembali pelajarannya pada malam hari. Saya dapat mendampingi mereka dengan lebih leluasa sambil mempersiapkan pelajaran esok harinya.

Tantangan Orang tua

Memang tidak semua orang tua menguasai teknik pembelajaran formal seperti di sekolah. Hal itu pula yang di alami oleh isteri saya ketika mendampingi anak-anak belajar. Tidak jarang, ia mengalami kesulitan untuk menjelaskan materi belajar yang kurang dipahami anak. 

Tantangan lain berupa kesulitan dalam penggunaan media untuk menjelaskan kepada anak-anak di rumah karena situasi dan kondisi yang tidak tepat. Mau tidak mau, isteri juga harus ikut serta belajar kembali dengan mendalami bahan ajar yang diberikan oleh guru.

Bisa jadi, pengalaman ini juga dirasakan oleh para orang tua lainnya karena beberapa orang tua dari rekan siswa anak saya mengeluhkan hal yang sama. Ini dinamika pembelajaran daring di kalangan orang tua.

Tantangan Orang Tua

Pada masa Pembelajaran Jarak Jauh ini, tugas orang tua sebagai pendidik yang pertama dan utama semakin tampak. Orang tua “dipaksa” oleh keadaan agar mampu mendampingi anak dalam kegiatan pembelajarannya.

Tentu saja, bagi sebagian orang tua, kondisi ini menjadi dilematis. Di satu sisi, mereka dituntut sebagai orang tua untuk mendidik dan mendampingi aktivitas belajar anaknya. Di sisi lain, orang tua juga harus fokus pada aktivitasnya bekerja untuk menopang ekonomi keluarga.

Di sisi lain, tidak sedikit orang tua khususnya para ibu rumah tangga yang seolah-olah mendapat “tugas ekstra” untuk mendampingi aktivitas belajar anaknya. Berbekal kemampuan sekedarnya,,mereka berusaha untuk mendongkrak kemampuan belajar anak di rumah. Selain itu,  mereka juga harus berhadapan dengan kemajuan dunia teknologi digital yang menjadi platform pembelajaran saat ini.

Semua itu mereka lakukan secara paralel dengan aktivitas pekerjaan rumah tangga seperti memasak, mencuci, mengasuh anak yang masih kecil dan sebagainya.

Memang tidak mudah menjalani peran ganda

Memahami Peran

Masa Pembelajaran Jarak Jauh ini, terus “memaksa” orang tua dan anak-anak beradaptasi dengan aktivitas-aktivitas wajibnya. Adaptasi itu menjadi penting, agar orang tua maupun anak tidak mengalami hambatan-hambatan yang sama dan berulang setiap hari dan membebani pikiran mereka.

Orang tua penting sekali untuk menyadari bahwa kemandirian anak terhadap aktivitas rutinnya harus dilatih terus menerus. Sebagai orang tua, kita tidak dapat melepaskan tanggung jawab pendidikan sepenuhnya kepada sekolah, dalam hal ini guru. Tugas sebagai pendidik pertama dan utama tidak pernah akan berpindah dari para orang tua.

Peran sekolah pun demikian. Sekolah berperan menyelenggarakan pendidikan secara formal institusi dan sistematis untuk memberikan hasil pembelajaran yang terstruktur Tentu, peran ini tidak dapat dilakukan oleh orang tua. Sekolah pun diharapkan tidak sampai mengambil peran orang tua dan mengambil sebagian besar waktu anak yang seharusnya dihabiskan bersama keluarganya dengan berbagai kegiatan dari sekolah. Tiap-tiap bagian memahami peran dan fungsi utamanya. 

Kemandirian Anak

Kemandirian itu adalah wujud tanggung jawab pribadi. Tentu saja, hal itu tidak diperoleh secara instan. Maka, pembiasaan harus dilakukan sedini mungkin, agar menjadi kebiasaan yang dilakukan dengan kegembiraan, bukan keterpaksaan. Pembiasaan pada anak untuk melaksanakan tanggung jawab harus dilakukan sejak dini agar menjadi bagian dari karakter pribadinya.

Saat ini, aplikasi digital yang ditawarkan dalam perangkat-perangkat digital dirancang sedemikian rupa agar dapat dikuasai dengan mudah. Hal ini pula yang membuat kedua anak kembar saya menguasai teknik video editing sederhana dengan mudah. Kemampuan itu memudahkan mereka untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh gurunya kepada mereka.

Sebagai orang tua, kami mengevaluasi hasil karya mereka dan memberi masukan-masukan untuk perbaikan tugasnya ke depan seperti teknik pengambilan gambar, pengaturan cahaya, pemilihan objek dan lain-lain.

Kami bersyukur bahwa kemandirian dan tanggung jawab yang dimiliki anak dapat membantu perkembangan mereka secara kognitif, afektif dan psikomotoriknya. Peran orang tua mulai dari awal pembelajaran pada pagi hari hingga selesainya pembelajaran pada siang hari sangat membantu pencapaian sasaran belajar anak.

Penguasaan Teknologi

Tak dapat dihindari, situasi pandemi ini memaksa seluruh aspek kehidupan harus cepat beradaptasi dengan keadaan. Jika tidak, manusia akan tertinggal dan “punah” dengan sendirinya. Tidak terkecuali dengan system pembelajaran saat ini yang dilakukan dari jarak jauh. Penghubung semua elemen pendidikan yang  menyelenggarakan pembelajaran itu adalah teknologi komunikasi. Suka tidak suka, semua harus menyesuaikan diri dan mempelajarinya dengan cepat.

Platform daring dalam PJJ yang digunakan oleh satuan pendidikan sangat variatif. Semua itu untuk mengakomodir kemampuan tiap-tiap elemen pendidikan baik siswa, orang tua, guru dan perangkat pendidikan lainnya.

Apapun platform yang digunakan, semua pihak yang terlibat harus mempelajari dan menguasainya. Anak-anak perlu diajarkan tentang teknologi yang mereka gunakan dalam proses belajar. Jika kegiatan belajar menggunakan platform Google Classroom, maka anak harus diupayakan untuk menguasai platform tersebut.

Menguasai teknologi memang “gampang-gampang susah” dan perlu pembiasaan. Memang tidak semua anak memiliki kemampuan yang sama dalam hal penguasaan teknologi digital. Dalam case-case tertentu, anak-anak yang duduk di kelas kecil misalnya kelas 1 dan kelas 2 perlu ditangani oleh orang tua secara intens. Sementara anak-anak di kelas besar, harus didampingi untuk mencegah penyalahgunaan perangkat komunikasi..

 

Insight

            Kita dapat melihat betapa peran orang tua dalam pendidikan saat ini sangat sentral dan penting. Keberhasilan anak di masa PJJ ini ditentukan pula oleh karakter dan tanggung jawab anak di rumah dengan dukungan orang tua. Jika demikian, orang tua pun dapat dikatakan sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Mereka pula yang menjadi garda terdepan di masa PJJ ini yang turut mendukung keberhasilan belajar siswa. Semangat terus para orang tua. Jayalah pendidikan Indonesia.

 Sumber Referensi:

1.    https://mediaindonesia.com/hut-ri/336489/pjj-jadi-model-adaptasi-pembelajaran-masa-depan

2.    https://www.kompasiana.com/ropiyadi19360/5efb5b2f097f3623b07e0962/efektifitas-pembelajaran-jarak-jauh-pjj-pada-masa-pandemi-covid-19

https://disdikkbb.org/news/peran-orang-tua-dalam-pembelajaran-jarak-jauh/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar