ORANG
TUA DAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH
Oleh: Krismas PS
Di masa pandemi Covid-19 ini, saya merasakan betul bahwa tantangan belajar tidak hanya dihadapi oleh siswa dan guru saja. Sebagai orang tua, saya dan khususnya isteri juga menghadapi tantangan belajar ketika mendampingi anak-anak belajar. Melalui tulisan, saya akan membagikan pengalaman menjadi orang tua dalam pembelajaran siswa di masa pandemi ini.
Saat ini, proses pembelajaran siswa berlangsung secara daring. Sama halnya dengan proses belajar tatap muka di sekolah, proses ini menuntut kesiapan siswa untuk belajar setiap hari.
Ritme Rutin Sebuah Keluarga
Secara
umum, pagi hari merupakan waktu yang paling sibuk bagi sebuah keluarga. Di satu
sisi, kami harus mempersiapkan anak-anak untuk memulai aktivitas belajarnya.
Namun, di sisi lain, kami juga harus mempersiapkan diri untuk memulai aktivitas
bekerja.
Sebagai
seorang ibu, isteri saya merupakan orang yang paling sibuk di rumah. Pukul
05.00 WIB ia sudah bangun, dan mempersiapkan bahan makan untuk makan pagi
anak-anak. Saya sendiri, pukul 05.30 WIB sudah berangkat bekerja. Sudah menjadi
kebiasaan sejak kecil, kedua putra kembar kami yang duduk di kelas 4 SD
melakukan aktivitasnya secara mandiri seperti mandi, berpakaian dan makan.
Pada
malam hari sebelumnya, anak-anak sudah mempersiapkan sepatu, kaos kaki dan baju
sekolah yang akan digunakan. Urusan mencuci dan menyetrika pakaian, tentu
menjadi domain kami. Tidak ada asisten rumah tangga di rumah kami. Seluruh pekerjaan
harian di rumah, kami lakukan secara mandiri.
Ketika
makanan sudah siap, anak-anak mengambil sendiri dan melakukan aktivitas
makannya secara mandiri. Demikian pula, ketika pukul 06.30 WIB, saat presensi
kehadiran siswa di kelas mulai dijalankan, mereka pun melakukannya secara
mandiri.
Saya
akan seringkali dihubungi oleh isteri untuk menanyakan perihal materi yang
tidak dipahaminya. Seringkali pula waktunya tidak tepat karena pada saat yang
sama, saya mengerjakan tugas atau pekerjaan saya di tempat kerja. Pernah pula
karena kurang fokus akibat pengaruh pekerjaan, materi yang sederhana yang
ditanyakan mendadak tidak dimengerti. Ini tantangan yang tidak mudah untuk
dilalui oleh para orang tua.
Proses belajar anak-anak di rumah mendapat pendampingan penuh dari ibunya. Tak jarang, ibunya menghubungi saya untuk menanyakan tentang materi yang tidak diketahuinya. Tugas-tugas yang diberikan gurunya, selalu dikerjakan pada hari itu juga. Tugas-tugas yang bersifat praktek, sedapat mungkin mereka selesaikan pada hari itu. Oleh karena itu, mereka dapat mengulang kembali pelajarannya pada malam hari. Saya dapat mendampingi mereka dengan lebih leluasa sambil mempersiapkan pelajaran esok harinya.
Tantangan Orang tua
Memang tidak semua orang tua menguasai teknik pembelajaran formal seperti di sekolah. Hal itu pula yang di alami oleh isteri saya ketika mendampingi anak-anak belajar. Tidak jarang, ia mengalami kesulitan untuk menjelaskan materi belajar yang kurang dipahami anak.
Tantangan
lain berupa kesulitan dalam penggunaan media untuk menjelaskan kepada anak-anak
di rumah karena situasi dan kondisi yang tidak tepat. Mau tidak mau, isteri
juga harus ikut serta belajar kembali dengan mendalami bahan ajar yang
diberikan oleh guru.
Bisa jadi, pengalaman ini juga dirasakan oleh para orang tua lainnya karena beberapa orang tua dari rekan siswa anak saya mengeluhkan hal yang sama. Ini dinamika pembelajaran daring di kalangan orang tua.
Tantangan Orang Tua
Pada
masa Pembelajaran Jarak Jauh ini, tugas orang tua sebagai pendidik yang pertama
dan utama semakin tampak. Orang tua “dipaksa” oleh keadaan agar mampu
mendampingi anak dalam kegiatan pembelajarannya.
Tentu
saja, bagi sebagian orang tua, kondisi ini menjadi dilematis. Di satu sisi,
mereka dituntut sebagai orang tua untuk mendidik dan mendampingi aktivitas
belajar anaknya. Di sisi lain, orang tua juga harus fokus pada aktivitasnya
bekerja untuk menopang ekonomi keluarga.
Di
sisi lain, tidak sedikit orang tua khususnya para ibu rumah tangga yang
seolah-olah mendapat “tugas ekstra” untuk mendampingi aktivitas belajar
anaknya. Berbekal kemampuan sekedarnya,,mereka berusaha untuk mendongkrak
kemampuan belajar anak di rumah. Selain itu,
mereka juga harus berhadapan dengan kemajuan dunia teknologi digital
yang menjadi platform pembelajaran saat ini.
Semua
itu mereka lakukan secara paralel dengan aktivitas pekerjaan rumah tangga
seperti memasak, mencuci, mengasuh anak yang masih kecil dan sebagainya.
Memang tidak mudah menjalani peran ganda
Memahami Peran
Masa
Pembelajaran Jarak Jauh ini, terus “memaksa” orang tua dan anak-anak
beradaptasi dengan aktivitas-aktivitas wajibnya. Adaptasi itu menjadi penting,
agar orang tua maupun anak tidak mengalami hambatan-hambatan yang sama dan
berulang setiap hari dan membebani pikiran mereka.
Orang
tua penting sekali untuk menyadari bahwa kemandirian anak terhadap aktivitas
rutinnya harus dilatih terus menerus. Sebagai orang tua, kita tidak dapat
melepaskan tanggung jawab pendidikan sepenuhnya kepada sekolah, dalam hal ini
guru. Tugas sebagai pendidik pertama dan utama tidak pernah akan berpindah dari
para orang tua.
Peran sekolah pun demikian. Sekolah berperan menyelenggarakan pendidikan secara formal institusi dan sistematis untuk memberikan hasil pembelajaran yang terstruktur Tentu, peran ini tidak dapat dilakukan oleh orang tua. Sekolah pun diharapkan tidak sampai mengambil peran orang tua dan mengambil sebagian besar waktu anak yang seharusnya dihabiskan bersama keluarganya dengan berbagai kegiatan dari sekolah. Tiap-tiap bagian memahami peran dan fungsi utamanya.
Kemandirian Anak
Kemandirian
itu adalah wujud tanggung jawab pribadi. Tentu saja, hal itu tidak diperoleh
secara instan. Maka, pembiasaan harus dilakukan sedini mungkin, agar menjadi
kebiasaan yang dilakukan dengan kegembiraan, bukan keterpaksaan. Pembiasaan
pada anak untuk melaksanakan tanggung jawab harus dilakukan sejak dini agar
menjadi bagian dari karakter pribadinya.
Saat
ini, aplikasi digital yang ditawarkan dalam perangkat-perangkat digital
dirancang sedemikian rupa agar dapat dikuasai dengan mudah. Hal ini pula yang
membuat kedua anak kembar saya menguasai teknik video editing sederhana dengan
mudah. Kemampuan itu memudahkan mereka untuk mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan oleh gurunya kepada mereka.
Sebagai
orang tua, kami mengevaluasi hasil karya mereka dan memberi masukan-masukan
untuk perbaikan tugasnya ke depan seperti teknik pengambilan gambar, pengaturan
cahaya, pemilihan objek dan lain-lain.
Kami bersyukur bahwa
kemandirian dan tanggung jawab yang dimiliki anak dapat membantu perkembangan
mereka secara kognitif, afektif dan psikomotoriknya. Peran orang tua mulai dari
awal pembelajaran pada pagi hari hingga selesainya pembelajaran pada siang hari
sangat membantu pencapaian sasaran belajar anak.
Penguasaan Teknologi
Tak
dapat dihindari, situasi pandemi ini memaksa seluruh aspek kehidupan harus
cepat beradaptasi dengan keadaan. Jika tidak, manusia akan tertinggal dan
“punah” dengan sendirinya. Tidak terkecuali dengan system pembelajaran saat ini
yang dilakukan dari jarak jauh. Penghubung semua elemen pendidikan yang menyelenggarakan pembelajaran itu adalah teknologi
komunikasi. Suka tidak suka, semua harus menyesuaikan diri dan mempelajarinya
dengan cepat.
Platform
daring dalam PJJ yang digunakan oleh satuan pendidikan sangat variatif. Semua
itu untuk mengakomodir kemampuan tiap-tiap elemen pendidikan baik siswa, orang
tua, guru dan perangkat pendidikan lainnya.
Apapun
platform yang digunakan, semua pihak yang terlibat harus mempelajari dan
menguasainya. Anak-anak perlu diajarkan tentang teknologi yang mereka gunakan
dalam proses belajar. Jika kegiatan belajar menggunakan platform Google Classroom, maka anak harus
diupayakan untuk menguasai platform tersebut.
Menguasai
teknologi memang “gampang-gampang susah” dan perlu pembiasaan. Memang tidak
semua anak memiliki kemampuan yang sama dalam hal penguasaan teknologi digital.
Dalam case-case tertentu, anak-anak
yang duduk di kelas kecil misalnya kelas 1 dan kelas 2 perlu ditangani oleh orang
tua secara intens. Sementara anak-anak di kelas besar, harus didampingi untuk
mencegah penyalahgunaan perangkat komunikasi..
Insight
Kita dapat melihat betapa peran orang tua dalam
pendidikan saat ini sangat sentral dan penting. Keberhasilan anak di masa PJJ
ini ditentukan pula oleh karakter dan tanggung jawab anak di rumah dengan
dukungan orang tua. Jika demikian, orang tua pun dapat dikatakan sebagai
pahlawan tanpa tanda jasa. Mereka pula yang menjadi garda terdepan di masa PJJ
ini yang turut mendukung keberhasilan belajar siswa. Semangat terus para orang
tua. Jayalah pendidikan Indonesia.
Sumber Referensi:
1.
https://mediaindonesia.com/hut-ri/336489/pjj-jadi-model-adaptasi-pembelajaran-masa-depan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar