Jumat, 10 Maret 2023

Masa Lanjut Usia

 

 

Gambar: Ilustrasi usia lanjut

Banyak orang merasa takut memasuki masa lanjut usia. Kesan mereka tentang orang yang lanjut usia cenderung negatif, seperti: tidak berguna, lemah, tidak punya semangat hidup, penyakitan, pikun, pelupa, beban, dan lain-lain. 

Memang, masa lanjut usia adalah masa dimana manusia mengalami banyak perubahan baik fisik maupun mental. Namun, perubahan-perubahan itu dapat diatasi sehingga tidak datang lebih dini. Proses penuaan pada setiap orang berbeda-beda,  tergantung sikap dan kemauan seseorang dalam mengendalikan dan menerima proses penuaan itu.

Menurut Ilmu Gerontologia yang mempelajari tentang usia lanjut, ada tiga jenis umur:

1.    Umur kronologis, yaitu umur yang dihitung dari jumlah tahun yang sudah dilewati seseorang. Ini adalah umur yang umum kita ketahui misalnya umur 50 tahun.

2.    Umur bioligis, yaitu umur yang ditentukan berdasarkan kondisi tubuh. Hal ini terjadi jika seorang menjadi tua karena ia merasa tua.

3.    Umur psikologis, yaitu umur yang diukur berdasarkan kemampuan seseorang bertindak. Ini biasa terjadi pada seseorang yang berusia 70 tahun tapi merasa lebih muda dari orang dibawah usianya.

Dari ketiga jenis umur itu, kita tahu bahwa proses penuaan tidak dapat dilihat atau diukur hanya dari umur kronologis saja. Beberapa negara menetapkan usia kronologis yang berbeda bagi orang lanjut usia (lansia). Di Indonesia, seseorang dianggap lanjut usia jika sudah memasuki masa pensiun 56 tahun. Di Amerika Serikat, seseorang disebut lansia jika sudah memasuki usia 77 tahun didahului usia pra-lansia 69-76 tahun. Bagi orang Jepang, kesuksesan dimulai pada usia 60 tahun dan banyak Wanita Jepang masih bekerja pada usia tersebut. WHO menetapkan usia 60 tahun adalah awal seseorang memasuki usia lanjut.

Dra. Emma S Wirakusumah, dalam buku Tetap Bugar Di Usia Lanjut, menulis 3 faktor pemicu proses penuaan, yaitu factor genetika, endogenic, dan lingkungan.

1.        Faktor Genetika

Faktor ini merupakan faktor bawaan (keturunan) misalnya: penuaan dini, penyakit turunan, perbedaan tingkat intelegensia, warna kulit, kepribadian.

2.        Faktor Endogenik

Faktor ini berkaitan dengan perubahan secara fisik (perusakan sel) maupun mental.

a.    Perubahan fisik

- keadaan tubuh: kadar lemak yang mengurangi aktivitas motoric, penurunan jumlah air dalam tubuh,.

- pencernaan: gangguan pada gigi, perubahan bentuk rahang (kesulitan mengunyah makanan), penurunan daya penciuman dan perasa (turunnya selera makan), penurunan perkembangan otot usus, kelemahan dinding usus, dan penurunan daya cerna usus.

- imunitas: penurunan produksi antibody sehingga rentan terhadap berbagai penyakit.

- jantung: penurunan daya pompa jantung sehingga elastisitas pembuluh arteri melemah.

- pernafasan: penurunan fungsi paru-paru (biasanya bagi perokok)

- fungsi otak: penurunan daya ingat.

- metabolisme tubuh: penurunan hormon, menopause.

- ekskresi: penurunan aliran darah ke ginjal untuk mengekstrak kotoran dalam darah dan membuangnya ke urine.

- tulang: penurunan massa tulang, kerapuhan

b.    Perubahan mental.

-   kepribadian: ambisi tinggi dan dikejar waktu sehingga cenderung cepat stres, gelisah, frustasi, dan merasa diremehkan.

-   sosial: kurang sosialisasi sehingga dapat berpotensi depresi dan paranoid.

-   budaya: pandangan masyarakat barat yang negatif tentang orang lanjut usia sebagai beban memungkinkan lansia bermental negatif. Sedangkan pandangan budaya Timur sebaliknya yang menghormati lansia dan dipandang sebagai panutan.

3.        Faktor Lingkungan

Yang termasuk dalam faktor ini adalah diet dan mengonsumsi makanan bergizi, merokok, alcohol, caffein, polusi, tingkat Pendidikan, penghasilan, obat-obatan, penyinaran sinar ultra violet.


Refleksi

Memasuki masa lansia bukan hal yang menakutkan jika memasukinya bersama Tuhan. Allah sudah berjanji:

“Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu.” (Yesaya 46:4)


Referensi: Dra. Emma S Wirakusumah, Tetap Bugar Di Usia Lanjut. 2000. Jakarta: Trubus Agriwidya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar